Yeay, Saya Diundang Program Studi Bahasa Inggris Jadi Pelatih Debat Bahasa Inggris Untuk Persiapan UEDC 2017
Seminggu yang lalu, saya dimintai bantuan oleh program studi tempat saya belajar untuk melatih kemampuan English Debate mahasiswa yang menjadi delegasi program studi Bahasa Inggris selama seminggu. Apakah kamu tertarik ingin tahu apa saja sih yang mereka lakukan selama pelatihan debatnya? Yuk dilanjut bacanya. :)
Sebelum memulai pelatihan, pelatih pada umumnya harus tahu dulu dong kemampuan peserta didiknya sudah sampai mana, apalagi skill yang bakalan diajarin itu kemampuan debat Bahasa Inggris.
Kalau kamu pembaca lama di blog ini atau setidaknya sudah pernah membaca tulisan saya mengenai kegiatan saya di English Debating, kamu pastinya sudah tahu dong kalau saya aktif di klub debat Bahasa inggris yang namanya English Debating Society (EDS) UHAMKA.
Dalam pelatihan ini, Pembina dan alumni EDS juga ikut membantu lho, mam Bita dan Ka Jodies mengisi materi dasar-dasar debat parlementer British di hari pertama.
Di pertemuan awal ini, teman-teman mahasiswa dikenalkan gimana sih jadi English Debater, jelasinnya gampang-gampang sudah gimana gitu (Penjelasan macam apa ini?) :D
Maksudnya, seperti ibarat kenalan sama seseorang yang kamu kagumi, pastinya kamu belum bisa memahaminya dalam sehari saja dong, kamu perlu lebih banyak waktu lagi supaya bisa lebih dekat dengannya, eh lho, kok ilustrasinya begini. Wkwk :)
Biar gampang jelasinnya pake ilustrasi diatas aja ya. Guys, kalo belajar debat itu kan banyak banget yang harus kita tahu, mulai dari membuat argumennya, cara penyampaian argumennya, dan masih banyak lagi, itu sebabnya kamu enggak bakalan bisa menguasai skill yang satu ini kalo kenalannya sehari doang. Sampe sini paham ya? Hehe :)
Di hari kedua, saya mulai melatih mereka, saya ingin mengajari mereka debat Bahasa Inggris melalui praktek langsung. Di pertemuan sebelumnya kan Mam Bita dan Ka Jodies udah ngenalin dasar-dasar debatnya, nah, saya penasaran nih, mereka masih ingat enggak ya apa yang diajarin kemarin.
Setelah saya tanya, mereka memang paham penjelasan materi debatnya, namun masih bingung bagaimana prakteknya, oleh karena itu, saya mengajak mereka praktek langsung supaya mereka bisa tahu seperti apa sih debat parlementer British itu.
Hari ketiga, setelah belajar dasar-dasar debat Bahasa inggris dan mempraktekkannya, teman-teman mahasiswa dilatih untuk membuat argumen yang baik supaya nantinya mereka bisa membuat argumen sendiri saat mengikuti lomba debat Bahasa Inggris yang sebenarnya.
Mosi debat yang digunakan dalam pertemuan ini mengambil tema pendidikan; teman-teman mahasiswa yang menjadi tim pro diharuskan membuat argument yang mendukung topik debatnya, itu berarti tim pro harus membuktikan kalau mengajarkan realitas kehidupan nyata pada anak-anak itu lebih baik. Berbeda dengan tim kontra, mereka harus membuktikan premis sebaliknya, alih-alih mengajarkan realitas kehidupan nyata yang nantinya hanya akan membuat si anak jadi pesimis, mereka lebih memilih untuk mengajarkan tentang harapan dan optimisme mengenai kehidupan akan baik-baik saja kedepannya.
Pertemuan terakhir, saya mengulang kembali pelatihan membuat argumen dalam debat Bahasa Inggris dan mengajak teman-teman mahasiswa untuk menampilkan argumennya di depan kelas.
Dalam setiap pertemuan, saya bertugas sebagai pelatih sekaligus juri yang memberikan masukan yang bisa mereka gunakan untuk meningkatkan kemampuan debat Bahasa Inggris mereka.
Well, ini cerita saya selama seminggu melatih teman-teman mahasiswa di program studi saya, bagaimana cerita ini menurutmu?
Support Daily Blogger Pro
Posting Komentar